
McDonald’s (NYSE:MCD) telah mengumumkan perubahan strategi penetapan harga, dengan mengutamakan paket makanan bernilai tinggi sebagai tanggapan atas penurunan kunjungan pelanggan. Meskipun melampaui ekspektasi dengan peningkatan penjualan toko serupa sebesar 8,8% selama kuartal ketiga tahun ini, perusahaan mengakui kenaikan harga telah berdampak pada lalu lintas pelanggan di AS, terutama bagi mereka dengan pendapatan tahunan sebesar USD45.000 atau kurang.
Untuk mengatasi hal ini, Kepala Keuangan McDonald’s, Ian Borden, menyebutkan bahwa perusahaan meningkatkan harga di AS selama kuartal ketiga namun dengan tingkat yang lebih rendah. Perkiraannya, harga di AS akan naik sedikit di atas 10% untuk seluruh tahun ini, dengan memperkirakan inflasi akan melambat. Seiring dengan itu, perusahaan fokus menawarkan penawaran untuk menarik pelanggan. Sebagai contoh, mereka baru saja meluncurkan program “Free Fries Friday”, di mana pelanggan AS dapat menikmati kentang goreng ukuran sedang gratis setiap Jumat hingga akhir tahun ini dengan pembelian minimum USD1.
Strategi bernilai tinggi ini telah berhasil diterapkan di berbagai wilayah, khususnya Eropa, di mana tekanan ekonomi bahkan lebih kuat terasa. McDonald’s memperkenalkan menu “McSmart” di Jerman, memungkinkan pelanggan membuat paket makanan bernilai sendiri, yang menghasilkan pertumbuhan penjualan berangka dua digit selama sepuluh kuartal berturut-turut di negara tersebut.
Di Inggris, McDonald’s memberikan diskon sepanjang Agustus, termasuk pengurangan harga signifikan untuk Big Mac dan Chicken McNuggets. Di Tiongkok, mereka memperkenalkan paket burger kecil. Di luar harga, perusahaan juga menyadari pentingnya faktor seperti konsep toko baru dan waktu layanan yang lebih cepat dalam meningkatkan nilai yang dirasakan pelanggan.
McDonald’s melaporkan kenaikan pendapatan sebesar 14% menjadi USD6,69 miliar, melampaui perkiraan Wall Street sebesar USD6,56 miliar. Laba bersih, bahkan setelah memperhitungkan biaya restrukturisasi sebesar USD26 juta, naik 17% menjadi USD2,3 miliar. Laba per saham untuk kuartal ini adalah USD3,17, melampaui proyeksi Wall Street sebesar USD3,00.
CEO McDonald’s, Chris Kempczinski, menyatakan kekhawatiran atas peraturan baru dari Dewan Hubungan Tenaga Kerja Nasional yang dapat mengklasifikasikan raksasa cepat saji seperti McDonald’s sebagai “pengusaha gabungan” dari pekerja di restoran waralaba, yang berpotensi berdampak pada aturan kerja, upah, dan tunjangan. Meskipun 95% restoran McDonald’s di AS dioperasikan oleh waralaba, aturan ini dapat memfasilitasi upaya serikat buruh, karena pekerja dapat melakukan negosiasi dengan McDonald’s daripada waralaba individual. Kempczinski memperkirakan tantangan hukum dan legislatif terhadap aturan baru ini, dengan menyatakan bahwa hal itu dapat berdampak negatif bagi pemilik usaha kecil.