Seorang nelayan, Eko (45) mengatakan, adanya proyek pembangunan gudang peralatan kapal tersebut telah menutup akses para nelayan yang akan bongkar muatan hasil melaut.
“Dulu sih lancar tapi sekarang akses jalan yang pasti ketutup. Nelayan yang mau bongkar muat ikan ya jadi repot pasti,” kata Eko, Selasa (6/4/2021). (Baca juga; Diduga Suap Petugas Pelabuhan Soal Rapid Test, Seorang Penumpang Kapal Membantah )
Menurut Eko, proyek bangunan yang berdiri di atas lahan milik Pemprov DKI Jakarta membuat nelayan terganggu saat membongkar isi muatan kapal. “Kita kita juga. Jadinya mau bongkar muat pusing,” sambungnya.
- Miris! Jembatan Kalibaru II Senilai Rp8 Miliar Selesai Dibangun Tapi Belum Bisa Dipakai
- Pendapatan Anjlok, Nelayan Muara ANgke Keluhkan Proyek Pembangunan Gudang
- Ikan Paus Hidup Terdampar di Laut Tuban, 10 Perahu Nelayan Dikerahkan Evakuasi
Sementara itu salah seorang kuli angkut, Uli mengeluhkan adanya proyek pembangunan gudang peralatan kapal di Pelabuhan Perikanan Muara Angke yang mempersulit dirinya dan kuli angkut lainnya.
Sebab, mereka harus melewati jalan yang lebih jauh untuk menaikan atau menurunkan muatan. “Sebelum ada bangunan sih deket. Sekarang jalannya ketutup, jadinya harus lewat samping, jalannya jadi lebih jauh,” keluhnya.
Dengan jarak yang ditempuh lebih jauh dua kali lipat dari lokasi menuju gudang penyimpanan, membuat penghasilannya sebagai kuli angkut menjadi anjlok. “Penghasilan menurun pastinya, yang tadinya sehari Rp50.000 jadi Rp30.000,” tuturnya.
Adapun poyek pembangunan gudang peralatan kapal sudah sekitar 70% setelah dikerjakan sejak awal tahun 2021. Padahal proyek itu belum ada Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Pemprov DKI.
Lihat Juga: Sampai Mana Score Games Professor Bubble Kamu? Ayo Kejar Terus Scorenyaa!! Makin Tinggi Makin Seru!